Aku punya dua anak yg sekarang sudah dewasa.
Waktu mereka masih kecil tiap hari bertengkar terus tiada habisnya. Apapun yg dipegang oleh adiknya, si kakak pasti merebutnya demikian sebaliknya.
Waktu mereka masih kecil tiap hari bertengkar terus tiada habisnya. Apapun yg dipegang oleh adiknya, si kakak pasti merebutnya demikian sebaliknya.
Pernah suatu hari mereka bermain kartu berdua. Kakaknya menang terus, lalu adiknya teriak teriak mengatakan : ' kakak curang pah, kakak curang'. Pah, adik kan kartunya keluar jelek terus dan kakak baik terus pah'. Jadi bikin adik kalah terus dari tadi, sampai muka adik belepotan dilumuri arang nih pah...
Pah tolong adik pah, kalau adik gak di curangi pasti adik menang dari kakak...
Adik pengin juga mencorengi muka kakak pah. Kalau papah gak mau bantu adik, mending adik bubar saja mainan kartunya, adik buang semua kartunya di bak sampah.
Adik pengin juga mencorengi muka kakak pah. Kalau papah gak mau bantu adik, mending adik bubar saja mainan kartunya, adik buang semua kartunya di bak sampah.
Sudahlah dik, emang adik kalah. Kan kartu adik jelek dan lihat tuh kakakmu, mukanya tenang banget kan.... Kan yg ngocok kartu juga adik sendiri khan ???
Pokoknya main kartunya di ulang pah... Di ulang ya kak ??. Kalau kakak gak mau, berarti kakak curang, kakak jahat, adik gak mau main kartu lagi sama kakak wueeek...
Tapi bahagianya saya dan ibunya, kini mereka sudah beranjak dewasa. Pergipun mereka selalu berdua. Orangtua hanya bisa memberikan tempat pijak bagi raganya, tapi tidak bagi jiwanya. Krn jiwa mereka ada di masa datang yg tak dpt engkau capai sekalipun dlm mimpi...
*Ayo nak, kita taraweh bersama... Sarung papa dimana ya dik*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar