Rabu, 15 Oktober 2014

5 Bahan Saja Untuk Cake Pisang


 

Berbelanja buah dan sayuran di pasar tradisional merupakan salah satu kegiatan favorit saya, dan Pasar Blok A yang posisinya dekat dengan rumah selalu menjadi tujuan utama. Setiap Sabtu pagi saya akan berkeliaran di pasar dengan membawa tas belanja besar melongok-longok aneka dagangan yang dijajakan oleh penjual disana. Window shopping di pasar merupakan kegiatan yang sangat, sangat saya gemari tak peduli betapa beceknya lantai pasar karena terkadang saya menemukan satu atau dua bahan yang jarang ada di supermarket.

Nah seperti biasa pemberhentian terakhir saya adalah kios buah langganan yang menjadi salah satu produsen tetap pasokan buah di rumah Pete. Saya memilih kios ini dibandingkan dengan penjual buah lainnya bukan tanpa sebab, si Ibu selalu menyediakan buah yang terbaik dengan harga yang lebih murah dibandingkan supermarket. Selain itu hanya buah yang benar-benar bagus saja kondisinya yang berani dia tawarkan ke saya, terkadang dengan embel-embel tips, "Semangkanya jangan dimakan sekarang ya Mba, ini buat satu atau dua hari lagi."  Dan karena saya adalah konsumen tetap yang selalu membeli dalam jumlah banyak maka minggu lalu setumpuk pisang Sun Pride yang sudah agak over matangnya diberikan dengan cuma-cuma. ^_^



Seringkali kita menghindar untuk mengkonsumsi pisang dengan permukaan kulit buah yang telah penuh bintik-bintik kecoklatan. Padahal kondisi seperti ini berarti pisang telah mencapai kematangan maksimal, rasanya akan sangat manis sehingga mantap digunakan untuk menggantikan gula di smoothie buah atau sayuran yang saya buat setiap pagi. Selain lezat untuk smoothie, pisang seperti ini juga nendang jika dipermak menjadi cake pisang, banana bread, muffin, pancake, cookies, atau brownies. Pisang juga merupakan buah yang paling banyak saya gunakan dalam aneka resep kue dan makanan di JTT, jika tidak percaya saya persilahkan anda untuk mengklik label 'pisang' di sisi kiri blog untuk menemukan aneka resep yang terbuat dari buah yang lezat ini.

Nah kembali ke cake yang kali ini saya posting. Percayakah anda jika hanya dengan lima bahan saja anda bisa membuat cake pisang yang lembut dan lezat ini? Yang anda perlukan  hanya pisang masak, telur, tepung terigu, gula dan mentega cair. Irit bahan namun hasilnya sangat mantap. Cake terasa lembut dan moist. 


Karena tidak menggunakan bahan pengembang sama sekali maka untuk membuat adonan mekar dan naik kita memerlukan sedikit aksi kocok mengocok. Saya menggunakan mikser, namun jika anda ingin mencoba mengocoknya secara manual dengan pengocok spiral dipersilahkan ya. Poin penting agar cake mampu mengembang dengan baik adalah telur dan gula harus dikocok hingga kembang, kental dan berwarna pucat. Biasanya kondisi ini dikenal dengan nama ribbon stage, artinya saat alat pengocok di angkat maka adonan yang jatuh ke bawah tidak langsung hilang lenyap melainkan masih meninggalkan pola berjejak di adonan selama beberapa detik. Nah agar telur mampu mengembang maksimal maka merendam telur sebentar ke dalam air hangat suam kuku bisa dilakukan, tujuannya agar putih telur menjadi lebih encer.

Selain mengocoknya hingga kental dan pekat, hal lain yang perlu diperhatikan adalah saat proses mengaduk adonan. Gunakan teknik aduk balik  atau teknik lipat (folding) dan lakukan secara perlahan untuk mencegah busa telur mencair. Caranya, pegang mangkuk dengan tangan kiri, sedikit miringkan posisinya sehingga adonan berkumpul lebih banyak. Kemudian dengan spatula ditangan kanan anda gerakkan spatula menyusuri tepi mangkuk ke bagian dasar adonan dan balikkan adonan. Anda juga bisa melakukannya dengan membelah bagian tengah adonan dengan spatula hingga spatula mencapai dasar mangkuk dan balikkan adonan. Selama mengaduk, putar-putarkan posisi mangkuk dengan tangan kiri sehingga semua bagian adonan akan teraduk dengan baik.

 

Salah satu ciri khas cake pisang adalah bagian tengah cake yang terbelah. Biasanya kondisi ini tercapai kala anda menggunakan bahan pengembang di adonan, pengembang akan mengangkat adonan naik dengan cepat, membuatnya terdesak ke atas sehingga permukaanya pun menjadi terbelah. Atau dengan menggunakan loyang yang berukuran kecil. Untuk cake ini karena tidak mengandung pengembang maka kondisi terbelah di permukaan cake bisa dibantu dengan mengiris permukaan cake menggunakan pisau tajam saat cake telah setengah matang. Tentunya anda harus melakukannya dengan cepat karena terlalu lama di luar oven akan membuat cake tenggelam dan ogah mengembang maksimal.

Anyway, cake ini sangat mudah dibuat jika anda memperhatikan dan mengikuti proses yang saya berikan di bawah dengan baik. Dan jika anda bertanya apakah cake ini bisa dikukus? Saya rasa bisa, dengan catatan skip bagian mengiris permukaan cake kala cake baru setengah matang ya. Karena membuka kukusan saat cake setengah matang akan membuat uap air dalam kukusan berkurang dan membuat cake enggan mengembang.

Berikut resep dan prosesnya yang simple.
 
Untuk 1 loyang cake ukuran 8 x 17 x 6 cm


Bahan:
- 120 gram pisang ambon (sekitar 2 buah pisang ukuran sedang)
- 2 butir telur
- 50 gram gula pasir
- 100 gram tepung terigu protein sedang atau serba guna
- 60 gram mentega dilelehkan
 
Cara membuat:


Siapkan oven, set disuhu 170'C. Letakkan rak pemanggang di tengah oven dan jika oven anda pendek seperti milik saya maka letakkan rak pemanggang di bagian bawah oven.

Siapkan loyang loaf ukuran 8 x 17 x 6 cm. Alasi permukaan loyang dengan kertas baking. Sisihkan.
 
Rendam telur di dalam air hangat suam kuku selama 2 - 3 menit. Fungsinya untuk membuat putih telur menjadi encer sehingga akan mengembang maksimal kala di kocok. Pastikan air tidak panas karena akan membuat telur menjadi matang. 
 
Cairkan mentega dengan api yang sangat kecil, jangan mencairkan hingga mentega mendidih. Jika sebagian mentega telah meleleh matikan saja api kompor dan goyang-goyangkan panci, kondisi panci yang panas akan membuat sisa mentega meleleh sempurna. Tuangkan mentega cair ke dalam mangkuk yang agak besar, diamkan hingga agak mendingin.
Siapkan mangkuk kecil, masukkan pisang. Hancurkan pisang dengan garpu sampai hancur, jangan menghaluskan pisang dengan menggunakan blender karena tekstur pisang akan hilang. Sisihkan.

Siapkan mangkuk mikser, masukkan telur yang telah direndam dalam air hangat dan gula pasir. Kocok dengan kecepatan rendah sampai tercampur baik kemudian naikkan kecepatan mikser menjadi tinggi dan kocok telur dan gula hingga mengembang, kental dan berwarna putih pucat. Tahapan ini dikenal dengan ribbon stage, tandanya ketika alat pengocok anda angkat maka adonan yang jatuh masih meninggalkan jejak selama beberapa detik. Jika tahapan ini belum tercapai, kocok kembali adonan hingga ribbon stage. 
Masukkan pisang lumat, aduk perlahan dengan teknik aduk balik hingga tercampur baik. Masukkan tepung dengan cara diayak ke dalam adonan telur-pisang. Aduk adonan dengan spatula menggunakan teknik aduk balik. Lakukan dengan perlahan agar tidak banyak busa yang mencair. Adonan yang terbentuk kental dan pekat.


Tuangkan sekitar 1/4 adonan ke dalam mangkuk berisi mentega leleh, aduk perlahan hingga tercampur baik. Masukkan sisa adonan ke dalam adonan mentega, aduk dengan teknik aduk balik secara perlahan hingga tercampur dengan baik.

Note: cara mencampur sebagian adonan dengan mentega leleh untuk mempermudah mentega tercampur baik di dalam adonan. Minyak cenderung untuk mengendap di dasar adonan dan sulit tercampur dengan adonan kala diaduk.


Tuangkan adonan ke dalam loyang yang telah disiapkan. Panggang selama 20 menit atau hingga permukaannya tampak mengeras dan kekuningan. Keluarkan loyang berisi cake, dengan pisau tajam iris memanjang permukaan cake. Lakukan kegiatan ini dengan cepat. Kemudian masukkan kembali cake ke dalam oven dan panggang selama 20 menit hingga cake matang. Tes kematangan cake dengan lidi, jika tidak ada adonan yang menempel maka cake telah matang.

Keluarkan dari oven, diamkan sejenak hingga uap panasnya hilang. Keluarkan cake dengan cara menarik kertas baking yang menjuntai keluar. Diamkan hingga dingin. Lepaskan kertas dan potong-potong cake. Siap disantap. Super duper yummy!
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar